Tuesday, April 28, 2015

Panduan setting untuk fotografi makanan

Pengaturan kamera dapat menjadi bagian paling menakutkan dari belajar menghasilkan gambar yang diinginkan. Pengaturan kamera tersebut seperti Aperture, shutter speed, ISO, white balance, dan tombol-tombol tampak membingungkan bagi sebagian besar dari kita pada awalnya yang mungkin baru menggunakan kamera, namun kamera juga membuat fitur Auto yang begitu mudah. namun apa guna jika kita memiliki kamera sekelas DSLR namun mode yang kita gunakan adalah mode AUTO.
Sama halnya dengan hanya menggunakan kecerdasan dari sebuah kamera saja tanpa menggunakan kelebihan dari kamera tersebut.


Anda yang berotak kanan, jangan takut untuk belajar matematika fotografi, karna matematika fotografi tidak sesulit matematika pada umumnya yang selalu dengan rumus perhitungan eksak. Berikut adalah empat hal yang perlu diingat ketika menempatkan kamera ke mode manual untuk mengambil foto makanan yaitu:

1. Set ISO Anda dengan kondisi pencahayaan di sekitar. Untuk makanan, diinginkan gambar dengan detail yang tajam, dan semakin rendah ISO semakin tajam foto yang dihasilkan, sebaliknya setting ISO yang semakin tinggi, ketajaman gambar akan berkurang. Cahaya terang = 100-400. Cahaya rendah = 400-1600. Cahaya sangat rendah = 1600-6400. Namun perlu di ingat pula bahwa kualitas dari sebuah foto di dapat ketika foto tersebut menggunakan ISO antara 100 - 200.
2. Set aperture dengan membayangkan cara kerja mata, bahwa pupil mata semakin kecil dalam cahaya terang dan lebih besar dalam kegelapan, begitu juga aperture. Fokus atau depth of field, akan lebih dangkal saat pupil (atau aperture) semakin besar. Hal ini bisa menjadi teknik yang berguna untuk fotografi makanan, karena dengan menggunakan aperture terbuka, kita dapat memiliki apa yang disebut dengan fokus selektif, dan berkonsentrasi pada bagian tertentu dari foto. Lalu mengapa ini selalu begitu membingungkan? Karena aperture memiliki hubungan terbalik dengan angka pada kamera. Nomor kecil (misal, 2,8) berarti memiliki aperture besar, dan nomor besar (misal, 11) berarti memiliki kecil.
3. Shutter speed berhubungan langsung dengan ISO dan aperture. Pada fotografi makanan, yang pada dasarnya berupa foto still life, menggunakan shutter speed 1/60 atau lebih cepat akan memungkinkan kita untuk memegang kamera tanpa blur tanpa menggunakan tripod. Misalnya, setting yang biasa saya gunakan adalah shutter speed 1/60, aperture 4,0 dan 100 ISO, adalah titik awal saya, tanpa tripod. Jika ISO semakin tinggi, hanya perlu penyesuaian shutter speed pada aperture yang konstan.
4. White balance sekarang ini dibuat jauh lebih mudah. Dengan munculnya fotografi digital dan khususnya penemuan format file RAW, saya set kamera ke auto white balance (AWB) dan kemudian melakukan koreksi white balance dengan menggunakan Photoshop/Lightroom.

Yah itulah beberapa panduan untuk fotografi makanan, semoga bermanfaat untuk kita semua.
Maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan.
Salam Fotografi.

No comments:

Post a Comment